Enchiridion Bab 1

 

1.1. Ada hal-​hal yang berada dalam kendali kita dan ada hal-​hal yang berada di luar kendali kita. Apa yang berada dalam kendali kita adalah opini, motivasi, hasrat, rasa tidak suka dan, ringkasnya, apa saja yang kita buat sendiri; apa yang berada di luar kendali kita adalah tubuh kita, harta benda yang kita miliki, reputasi, jabatan, dan, ringkasnya, apa pun yang tidak kita buat sendiri.

 

1.2. Apa yang berada dalam kendali kita secara kodratnya adalah bebas, tidak dapat dirintangi dan tidak dapat diusik, sementara apa yang berada di luar kendali kita sejatinya bersifat rapuh, tidak bebas, dapat diusik, dan bukan milik kita.

 

1.3. Oleh sebab itu, ingatlah apabila Anda menganggap bebas apa yang sebenarnya tidak bebas, menganggap milik Anda apa yang sebenarnya bukan milik Anda, maka Anda akan dibuat frustasi dan menyesal, pikiran Anda tidak akan tenang, dan Anda akan gemar menyalahkan dewa-​dewa dan sesama manusia; tetapi apabila Anda menganggap milik Anda apa yang memang milik Anda, dan menganggap bukan milik Anda apa yang memang bukan milik Anda, maka tidak ada seorang pun yang mampu mengusik Anda, tidak ada seorang pun yang mampu mengekang Anda, dan Anda tidak akan menyalahkan siapa-​siapa, Anda tidak akan menuduh siapa-​siapa, Anda tidak akan melakukan sesuatu yang tidak Anda inginkan, Anda tidak akan memiliki musuh, dan tidak ada seorang pun yang akan mencederai Anda sebab tidak ada apa pun yang bisa membuat Anda cedera.

 

1.4. Mengingat Anda, kalau begitu, mengarahkan diri pada tujuan-​tujuan besar semacam itu, maka ingatlah bahwa Anda mesti mencurahkan banyak upaya, dan mesti meninggalkan hal-​hal tertentu sama sekali sembari menunda hal-​hal lain untuk sementara waktu. Namun, apabila Anda ingin mencapai tujuan-​tujuan besar itu sekaligus juga menginginkan jabatan publik dan harta kekayaan, maka Anda kemungkinan besar tidak akan berhasil meraih jabatan dan kekayaan karena Anda menginginkan juga tujuan-​tujuan besar itu, dan Anda pun pasti gagal meraih tujuan-​tujuan besar itu, yang mana merupakan jalan satu-​satunya ke arah kebahagiaan dan kebebasan.

 

1.5. Maka berlatihlah di setiap waktu untuk mengatakan pada segala kesan yang tidak mengenakkan, “Anda hanyalah kesan dan sama sekali bukan kenyataan.” Kemudian periksa dan ujilah kesan itu menggunakan kaidah-​kaidah yang Anda miliki ini, terutama ujilah apakah kesan itu terkait dengan hal yang berada dalam kendali kita atau kesan itu terkait dengan hal yang berada di luar kendali kita, dan apabila kesan itu terkait dengan hal yang berada di luar kendali kita, maka katakanlah “Saya tidak perlu pedulikan itu”.

 

2.1. Ingatlah bahwa hasrat selalu menjanjikan tercapainya apa yang Anda hasrati, dan rasa tidak suka selalu menjanjikan keberhasilan menghindari apa yang ingin Anda hindari, dan adalah malang seseorang yang tidak berhasil memenuhi apa yang ia hasrati maupun tidak berhasil menghindari apa yang ia ingin hindari. Apabila Anda mencoba menghindari hanya hal-​hal yang secara kodratnya berada dalam kendali Anda, maka Anda tidak akan gagal menghindari apa yang ingin Anda hindari; tetapi apabila Anda berupaya menghindari penyakit, atau kematian, atau kemiskinan, maka Anda akan mengalami kemalangan.

 

2.2. Oleh sebab itu, hilangkanlah rasa tidak suka Anda terhadap apa pun yang berada di luar kendali Anda, dan alihkanlah rasa tidak suka itu pada hal yang secara kodratnya berada dalam kendali Anda. Namun, untuk saat ini, pendamlah hasrat-​hasrat Anda sepenuhnya; apabila hasrat Anda terarah pada hal yang berada di luar kendali Anda, maka Anda akan mengalami kemalangan, sementara hal-​hal yang berada dalam kendali Anda, yang mana adalah hal yang tepat untuk dihasrati, masih belum dapat Anda gapai. Akan tetapi, pakailah motivasi Anda untuk bertindak maupun tidak bertindak, kendati hanya sedikit, dengan penuh pertimbangan dan janganlah memaksakan.[1]

 

  1. Dalam kaitannya dengan segala hal yang memberi Anda kesenangan, atau berguna bagi Anda, atau yang Anda sukai, ingatlah selalu apa sejatinya hal-​hal itu, sekalipun itu hal yang paling tidak berarti. Apabila Anda menyukai suatu kendi, katakanlah “Ini adalah kendi yang saya sukai”, dan kalau begitu, apabila kendi itu pecah, Anda tidak akan bersedih. Apabila Anda mencium anak atau istri Anda, katakanlah pada diri Anda bahwa anak ataupun istri itu adalah manusia yang Anda cium, dan kalau begitu, apabila salah satu di antara keduanya tutup usia, Anda tidak akan berduka.

 

  1. Ketika Anda akan melakukan sesuatu, ingatlah betul apa yang ingin Anda lakukan. Apabila Anda ingin mandi, maka ingatlah selalu hal-​hal yang terjadi di pemandian, orang-​orang akan membuat Anda terkena percikan air, orang-​orang akan bersenggolan dengan Anda, orang-​orang mungkin mencuri dari Anda. Apabila Anda telah memahami benar apa yang Anda akan lakukan, maka katakanlah pada diri Anda, “Saya akan mandi dan di waktu yang sama akan menyelaraskan daya kehendak saya dengan kodrat yang sejati.” Ikutilah cara seperti ini setiap kali Anda akan melakukan sesuatu. Alhasil, apabila ada sesuatu yang terjadi selama Anda mandi, maka Anda akan selalu sedia untuk mengatakan pada diri Anda, “Mandi ini bukanlah satu-​satunya hal yang ingin saya lakukan, tetapi saya juga ingin menyelaraskan daya kehendak saya dengan kodrat yang sejati; dan keselarasan itu tidak akan berhasil saya pertahankan apabila saya merasa kesal pada apa yang terjadi”.

 

  1. Sebetulnya bukan sesuatu itu sendiri yang membuat kita terusik, tetapi penilaian-​penilaian yang kita buat atas sesuatu itulah yang membuat kita terusik. Kematian, misalnya, sebetulnya bukanlah sesuatu yang mengerikan, kalau tidak Socrates pun akan merasa ngeri di hadapan kematian; bukan kematian itu sendiri melainkan penilaian kita terhadap kematian sebagai sesuatu yang mengerikanlah yang membuat kita dilingkupi rasa ngeri. Jadi, bilamana kita merasa tidak bebas, merasa terusik, dan merasa bersedih, kita hanya dapat menyalahkan diri kita sendiri, dalam arti, menyalahkan penilaian-​penilaian yang kita buat. Hanya orang bodoh yang menyalahkan orang lain atas hal buruk yang menimpa dirinya; ia yang telah terdidik di jalan yang benar akan menyalahkan dirinya seorang; dan ia yang telah sepenuhnya terdidik di jalan yang benar tidak akan menyalahkan siapa pun, baik itu orang lain maupun dirinya sendiri.

 

  1. Janganlah membanggakan suatu keunggulan yang sejatinya bukan milik Anda. Apabila seekor kuda membanggakan dirinya dengan mengatakan, “Saya mempesona”, hal itu masih dapat diterima; tetapi apabila Anda berbangga dengan berkata, “Saya memiliki kuda yang mempesona”, maka Anda mesti ingat bahwa Anda sedang membanggakan suatu keunggulan yang sebetulnya milik kuda Anda. Lalu apa yang Anda miliki kalau begitu? Kendali atas kesan-​kesan Anda. Jadi apabila Anda telah menyelaraskan diri dengan kodrat sejati dengan mengolah kesan-​kesan Anda secara memadai, maka Anda layak membanggakan diri sebab Anda akan berbangga atas sesuatu yang benar-​benar milik Anda.

 

  1. Manakala Anda pergi berlayar dan kapal Anda melabuhkan jangkarnya, apabila Anda perlu ke darat untuk mengambil air, bolehlah Anda mengambil serta sejumlah kerang ataupun umbi-​umbian, tetapi perhatian Anda mesti tetap tertuju pada kapal kalau-​kalau kapten kapal menginstruksikan Anda untuk kembali; apabila kapten kapal memanggil, Anda mesti tinggalkan semua yang Anda barusan ambil kecuali Anda ingin diikat dan dilempar masuk kapal layaknya seekor domba. Begitu pula dalam kehidupan, apabila Anda diberikan istri dan anak, alih-​alih kerang ataupun umbi-​umbian, tidak ada yang keliru dari itu; tetapi apabila kapten kapal memanggil, Anda mesti tinggalkan semuanya dan bergegas kembali ke kapal tanpa menoleh ke belakang. Dan apabila Anda sudah tua, Anda tidak sebaiknya berjalan-​jalan terlalu jauh dari kapal agar Anda tidak tertinggal bilamana kapten kapal memanggil.

 

  1. Janganlah berharap segala sesuatu yang terjadi akan terjadi sesuai dengan yang Anda harapkan, tetapi berharaplah agar apa pun yang terjadi biarlah terjadi sebagaimana hal itu benar terjadi, maka kehidupan Anda akan tenang dan penuh kebahagiaan.

 

  1. Penyakit adalah gangguan terhadap tubuh, tetapi bukan terhadap daya kehendak, kecuali daya kehendak memang menginginkan penyakit itu. Kelumpuhan merupakan gangguan terhadap kaki, tetapi bukan terhadap daya kehendak. Katakanlah hal yang sama pada diri Anda sendiri dalam menghadapi segala hal yang terjadi; Anda akan mendapati bahwa apa pun yang terjadi adalah gangguan terhadap sesuatu yang lain dan bukan terhadap diri Anda sendiri.

 

  1. Dalam kaitannya dengan apa pun yang terjadi pada Anda, selalu tengoklah ke dalam diri Anda dan lihatlah kemampuan apa yang Anda miliki untuk dapat menghadapi apa yang terjadi. Apabila Anda melihat laki-​laki ataupun perempuan yang menawan, Anda akan dapati adanya kontrol diri yang memampukan Anda untuk mengatasi situasi itu; apabila Anda mesti menghadapi kerja yang berat, Anda akan dapati adanya daya tahan; apabila Anda menghadapi fitnah, Anda akan dapati adanya kesabaran. Apabila Anda membiasakan diri melakukan hal ini, Anda tidak akan hanyut terbawa kesan-​kesan yang Anda miliki.

[1] Anjuran untuk memendam hasrat ini merefleksikan keyakinan Stoik bahwa keutamaan merupakan satu-​satunya objek yang tepat untuk dihasrati. Mengingat orang kebanyakan, termasuk murid-​murid Epictetus, belum memahami sepenuhnya apa itu keutamaan, mereka mesti menghindari menghasrati untuk saat ini—sembari menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang semestinya dihasrati.